ANALISIS METODE PENOKOHAN TOKOH HAVANA DAN AXENA DALAM NOVEL “KEMBAR KEEMPAT”
KARYA SEKAR AYU ASMARA
A. PENDAHULUAN
Perjalanan novel
di Indonesia dimulai semenjak era balai pustaka, yaitu sekitar tahun 1920-an.
Seperti halnya puisi, prosa juga memiliki dua kategori yaitu, prosa lama dan
prosa baru.Prosa lama bersifat otonom seperti dongeng, fabel, hikayat, dan
sage. Sedangkan prosa baru, diukur sesuai dengan panjang pendeknya yaitu cerpen
atau cerita pendek dan novel untuk cerita yang panjang. Prosa Indonesia baru
atau novel muncul pada tahun 1920-an. Kemudian pada era pujangga baru muncul
novelis Sultan Takdir Alisahbana dengan roman yang berjudul Layar Terkembang.Lalu menjelang tahun
kemerdekaan muncul juga Armin Pane yang menulis novel dengan judul Belenggu.Pada tahun 1949 muncul novel
yang berjudul Atheis karya Achdiat
Karta Miharaja.Novel ini juga berhasil diterima oleh masyarakat dengan
mengangkat tema keagamaan.
Kemudian pada
tahun 1968 muncul novel yang berjudul Merahnya
Merah karya Iwan Simatupang. Novel ini juga berhasil memikat hati
masyarakat dengan gaya penceritaan yang dipersembahkan. Pada tahun 1982, muncul
pula novel-novel Indonesia dan sampai sekarang terus berkembang hingga eranya
Andrea Hirata dan A. Fuadi.Perkembangan novel Indonesia tentulah sangat panjang
jika dijabarkan.Perkembangan novel-novel di Indonesia tak terlepas dari faktor
budaya yang melekat pada saat itu.Kemudian faktor sosial juga menjadi faktor
perkembangan novel di Indonesia dari era pujangga hingga saat ini.
Di era sekarang
ini banyak sekali penelaah menelaah beberapa karya sastra, diantaranya yaitu
menelaah novel. Pada kesempatan kali ini, saya akan menelaah sebuah novel yang
berjudul Kembar Keempat karya Sekar
Ayu Asmara. Saya memilih novel ini untuk saya analisis dibandingkan dengan
novel yang lain karena, menurut saya di dalam novel ini terdapat suatu
penokohan yang dapat dikatakan menarik untuk ditelaah.
Penokohan
menurut Albertime Minderop yaitu karakterisasi yang berarti metode melukiskan
watak para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi. Banyak sekali yang
sudah menulis sinopsis dari novel kembar
Keempat ini, namun saya menemukan bahwa penelaah yang pernah penelaah novel
ini hanya satu yaitu, Nia Dyana Ika Presnawati , dalam telaahnya membicarakan
tentang novel Kembar Keempat ini
berdasarkan aspek yang ditinjau dari teks naratif. Hal ini berbeda dengan apa
yang saya telaah dari novel Kembar
keempat yaitu mengenai teknik yang digunakan oleh pengarang dalam penokohan
pada tokoh Havana dan Axena.
Dalam
penelaahan ini, saya lebih memilih tokoh Havana dan Axena untuk ditelaah karena
menurut saya tokoh Havana dan Axena adalah
dua tokoh yang merupakan saudara kembar yang sama sekali tidak
pernah bertemu dan memiliki sifat yang berbeda, namun memiliki takdir akhir
hidup yang sama. Berdasarkan analisis
dapat diambil dua permasalahan yaitu bagaimana penokohan
tokoh Havana dan Axena dalam novel Kembar
Keempat serta metode apa yang digunakan dalam penokohan
tokoh Havana dan Axena. Setelah
ditarik beberapa permasalahan tersebut maka dapat di lihat beberapa tujuan dari
analisis tersebut, tujuannya yaitu untuk mengungkap penokohan
tohoh Havana dan Axena dalam novel Kembar
Keempat. Sebagaimana
seperti yang telah dirumuskan pada permasalahan pertama. Tujuan selanjutnya
yaitu untuk mengungkap metode yang digunakan dalam penokohan
tokoh Havana dan Axena sesuai juga
dengan tema yang menjadi permasalahan yang kedua.
B. HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.
Penokohan
Tohoh Havana dan Axena
Setiap
cerita pasti memiliki tokoh, karena tokoh merupakan bagian penting dalam suatu
cerita. Menurut Nurgiantoro (2012), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita. Tanpa adanya tokoh, suatu cerita tidak dapat
tersampaikan dengan baik.Menurut Jones dalam Nurgiantoro (2005), penokohan
lebih luas istilahnya daripada tokoh dan perwatakan karena penokohan mencakup siapa
tokoh cerita, bagaimana perwatakan dan bagaimana penempatan dalam sebuah cerita
sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada para pembaca.
Pada
novel Kembar Keempat karya Sekar Ayu
Asmara terdapat beberapa tokoh di dalamnya, diantaranya yaitu Bhara, Bhadra dan Bhajra, mereka adalah
saudara kembar. Mereka terlahir pada malam terakhir tahun 1979. Ketiganya
tampan, tinggi ketiganya sama yaitu 120 cm, ketiganya tegap dan atletis, hidung
mancung, hingga sulit membedakan antara mereka. Walaupun mereka kembar, namun
kepribadian dan minat mereka sama sekali berbeda. Bhara penyanyi, Bhadra
komposer, dan Bhajra sutradara film dokumenter. Bundanya adalah Savitri
Pusponegoro, ibu mereka.Ada beberapa tokoh lainnya diantaranya Havana dan
Axena. Dalam novel tersebut setiap tokoh memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Namun, menurut saya dapat dikatakan menarik adalah penokohan pada
tokoh Havana dan axena.
Selain
tokoh-tokoh sentral diatas, ada beberapa tokoh pembantu yang terdapat dalam
novel tersebut. Diantaranya yaitu, Ibu Threes, Mama Bella, Ceylan, Oktay,
Michael, Farahzina, Savannah, Guilio, Vanessa, Siti Marlinah, Sulaeman, Yilmas,
Doddy Al-Fayed, Princes Diana, Henry, Merav, Steven Levinson, Ceren, Didem,
Jean Marc, Marroc, Challie Simmons, John Sebastian, Amy Harowitz, Nyoman
Sumitha, Bunga, dan Pak Wiyata.
Ibu
Threes merupakan wanita terpelajar keturunan Tionghoa. Dia menyandang gelar
sarjana hukum Universitas Gajauh Mada. Tubuh kurus, tinggi badan seratus enam
puluh sentimeter. Usianya 50 tahun, janda tanpa anak suami meninggalkan warisan
berlimpah. Rumah luas di jalan Kaliurang, didayakan sebagai rumah penampung
yatim piatu yaitu tempat Axena waktu kecil. Sedangkan Mama Bella adalah wanita
Belanda lajang tubuhnya gemuk, matanya biru, rambutnya merah, dan badannya bau
susu dia adalah wanita yang mengadopsi Axena ketika masih berusia lima tahun.
Ceylan
adalah wanita Turki kelahiran Stanbul. Dia merupakan istri dari Raja Sitompoel
yaitu ayah dan ibu angkat dari Havana. Oktay adalah teman Havana, petugas
polisi yang menangani perkara bunuh diri. Michael, supir langganan Axena, supir
tersebut sudah seperti supir pribadi Axena yang telah menghantarkan Axena
kemanapun dia pergi. Farahzina adalah seorang model dari Iran, pemenang model
kedua setelah Axena. Sedangkan Savanah juga merupakan model berambut pirang,
berbadan tinggi seksi, bermata biru. Tinggal di apartemen bersama Axena dan
Farahzina dia tampak tidak bersahabat dengan Axena dan Farahzina dan sering
menghina mereka. Dia juga berusaha memengaruhi model-model lainnya untu
membenci Axena dan Farahzina. Henry adalah pegawai The Ritz, supir yang biasa
mengantar para tamu ke suatu tempat.
Guilio
dan Vanessa pasangan suami istri pemimpin perusahaan dan pemilik Platinum Model
Agencry. Dia sudah seperti orang tua angkat Axena sendiri. Mereka sudah hafal
dengan semua sifat axena. Mereka juga sangat perhatian sekali dengan Axena. Siti
Marlinah adalah guru vokal Bhara keetika sekolah di The Jakarta Film School.Sulaiman adalah tukang racik kopi di Turki.
Kopi ini adalah kopi kesukaan Havana, menurut Havana kopi ini adalah salah satu
kopi yang paling nikmat di Turki. Sedangkan Yilmas adalah pelukis hebat, dan
menjadi pacar Havana yang juga mengenalkan kopi turki pertama kali kepada
Havana. Ceren merupakan istri Yilmas yang disembunyikanya dari Havana.
Doddy
Al-Fayed dan princess diana merupakan pasangan suami istri yang pernah
berkenalan dengan Axena di pembukaan butik Pedro Rodrigues di london. Merav
Lanski adalah sutradara film dari Israil dan memenangkan Global film Awards
kategori Film Asing Terbaik. Merav jatuh cinta kepada Axena dan berpacaran
dengan Axena. Steven Levinson merupakan komposer drama musikal terkenal yang
menggelar karya terbaik bertajuk “Tha Prince of Bali” dan dia adalah idola
Bhara.
Dari beberapa tokoh yang terlibat dalam novel tersebut,
yang dapat dikataan menarik untuk dianalisis metode penokohannya yaitu Havana
dan Axena. Havana Sitompoel perempuan berkepala botak. Ayahnya
diplomat berdarah Tapanuli bernama Raja Sitompoel dan ibunya perempuan Turki
bernama Ceylan. Havana merupakan anak yang berbakat sehingga ia menjadi murid
The Bloomenberg Institue For Gifted Childern. Havana sangat menyukai kamera,
sehingga sekarang ia bekerja sebagai fotografer kasus bunuh diri. Menurutnya
foto orang mati ada kehidupan di dalamnya. Havana mempunyai seorang pacar dan ternyata pacarnya
sudah mempunyai istri.
Pada awalnya Havana tidak mempermasalahkan pacarnya yang
sudah berkeluarga namun setelah sang istri mendatangi Havana, dia baru
mengetahui keadaan yang sebenarnya dari keluarga Yilmas, pacarnya. Akhirnya
hubungan merekapun berakhir dan Havana melupakan Yilmas. Sehingga setelah
beberapa waktu ketemu dengan Badra dan mereka saling tertarik satu sama lain
dengan kelebihan mereka masing-masing. Setelah lama berhubungan dan tidur
bersama tanpa adanya ikatan pernikahan, Havanapun hamil. Kemudia mereka sepakat
untu menikah dan kembali ke Indonesia, namun takdir berkehendak lain, disaat
mereka sudah siap, ada kabar bahwa Ibunda Badra sakit parah sehingga dia harus
pulang. Ketika Badra mengajak Havana ikut bersama pulang, Havana tidak bisa
karena diam-diam pikirannya tidak tenang dengan bayangan yang selalu mengikuti
dia dan mengatakan bahwa Badra bukanlah jodohnya dan akan membawa bencana jika
dia menikah dengan dia. Akhirnya setelah Badra kembali ke Indonesia Havana
bunuh diri bersama dengan anak yang dikandungnya.
Sedangkan
Axena adalah gadis ayu yang tinggal dan besar di panti asuhan Kasih Ibu di
Yogyakarta.Menurut ibu Threes, dia dititipkan oleh orang tuanya di Panti asuhan
tersebut. Namun Axena tidak peduli terhadap orang tuanya, karena hanya ibu
Threes yang bisa menenangkan jiwanya ketika ia gundah dan hanya ibu Threes, ibu
baginya. Ibu Threes juga lah yang membuat Axena menjadi supermodel dunia hingga
sekarang ia tinggal di Manhattan dan wajahnya menjadi ikon kecantikan Diva Cosmetik.Di usia lima tahun dia di anggkat oleh ibu
angkat dari Belanda, yaitu Mama Bella. Kehidupan bersama Mama Bella menoreh
lembaran-lembaran pedih di dalam kehidupan Axena. Mama Bella hidup sendiri dan
bekerja melakukan riset tentang peninggalan purbakala. Mama Bella mengadupsi
dirinya bukan untuk melimpahkan kasih sayang, melainkan untuk membantu membersihkan
rumah. Akhirnya dia di kembalikan lagi ke panti asuhan.
Setelah beberapa tahun, Ibu Threes mengikutkan axena
dalam perlombaan suatu model di dunia. Tidak disangka dia terpilih menjadi
model tersebut. Akhirnya dia mulai hidup enak di luar negri dan mengembangkan
bakatnya. Setelah dewasa dia menemukan seorang kekasih yang cocok dengannya,
dia adalah Merav, dia sudah lama berpacaran dengan Merav hingga akhirnya Merav
yang sebagai orang sibuk seringb jauh dari Axena. Di suatu ketika di tempat
Merav bekerja terjadi suatu pertempuran dan terjadi bencana yang besar sehingga
Merav meninggal dunia.
Kematian Merav membuat Axena trauma dalam berhubungan
dengan orang yang dicintainya lagi. Dia merasa takut akan ditinggal oleh
seseorang yang di sayangi. Suatu ketika dia bertemu dengan Bhara yang memikat
hatinya, mereka saling mencintai namun Axena masih trauma dengan cinta
pertamanya. Setelah semakin lama, dia mulai merasa bahwa Bhara memang jodohnya
sehingga dia menjalin hubungan dengan Bhara dan akhirnya mengandung anak Bhara
sebelum menikah. Seperti Havana, Axena juga mengakhiri hidupnya dengan bunuh
diri.
2.
Metode
Penokohan Tokoh Havana dan Axena
Metode
penokohan dalam karya sastra adalah metode melukiskan watak para tokoh yang
terdapat dalam suatu karya fiksi. Ada
beberapa metode penyajian watak tokoh diantaranya adalah metode analitis, dramatik, dan kontekstual. Namun
penelaah kali ini menggunakan metode yang telah disebutkan di atas. Metode analitis, langsung, atau diskursif yaitu penyajian watak tokoh dengan
cara memaparkan watak tokoh secara langsung. Dalam
metode ini pengarang menjelaskan secara rinci watak-watak dari tokohnya. Metode
selanjutnya yaitu metode dramatik, taklangsung, atau ragaan. Yaitu penyajian watak
tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang.
Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau
tempat tokoh. Metode lainnya adalah metode kontekstual. Yaitu
penyajian watak tokoh melalui gaya bahasa yang dipakai pengarang.
Menurut Jakob Sumardjo dan Saini
KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu
melalui apa yang dibuatnya, tindakan-tindakannya,
terutama abagaimana ia bersikap dalam situasi kritis. Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat
mengetahui apakah tokoh tersebut orang. Melalui
penggambaran fisik tokoh. Melalui pikiran-pikirannya. Dan yang terakhir yaitu
melalui penerangan langsung. Tokoh dan latar memang merupakan dua unsur cerita
rekaan yang erat berhubungan dan saling mendukung.
Berdasarkan kerangka teori yang sudah
disebutkan di atas. Pengarang dalam
novel Kembar Keempat melakukan
penokohan terhadap tokoh Havana sebagai seorang gadis yang suka terobsesi untuk
memotret korban bunuh diri, dan dengan menggunakanmetode kontekstual,yaitu
penyajian watak tokoh melalui gaya bahasa yang dipakai pengarang. Penggunaan metode ini dapat dilihat dalam naskah
novel yaitu, “Havana membidik lensa
kamera ke tubuh terkulai di atas meja bedah.Sukar akal sehat mengerti, kejadian
yang bisa mendorong gadis itu berbuat nekat. Sebegitu buntukah perjalanan
hidup?Sebegitu pupuskah harapan . Gadis seusianya, seharusnya baru mulai
mengenal kehidupan.Ibarat bunga, dia baru mulai mekar.Ibarat burung, dia baru
mulai bisa terbang.Kehidupan hakiki seharusnya baru mulai, bukan berakhir”.Itulah
bukti yang menyatakan bahwa metode yang digunakan pengarang dalam penokohan
Havana adalah dengan menggunakan metode kontekstual.
Sedangkan penokohan tokoh Axena yaitu sebagai gadis
muda yang cantik menjadi supermodel dunia. Dalam
penggambaran tokoh tersebut, pengarang menggunakan metode penokohan kontektual
juga sama halnya dengan metode penokohan tokoh Havana, hal ini tertera dalam
suatu naskah dalam novel yaitu, “Tanpa
sepengetahuany, Ibu Threes Sulastomo mendaftarkan Axena di sebuah kontes model
tingkat internasional. Ajang pencarian bakat Global Models yang diselenggarakan
Platinum Model Agency yang berkantor pusat di Amerika.Setiap tahun mereka
mencari bibit-bibit unggul di seluruh penjuru dunia. Gadis-gadis muda untuk
dipekerjakan sebagai supermodel.“Si Jerapah Londo, terpilih mewakili
kota Jogya. Di acara final di Jakarta, Axena pun dinobatkan sebagai juara
pertam”. Dengan adanya naskah tersebut dapat di katakan bahwa pengarang
dalam menggambarkan metode penokohan pada tokoh Axena yaitu dengan menggunakan
metode kontekstual.
C. SIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penokohan tokoh Havana adalah seorang gadis yang
suka terobsesi untuk memotret korban bunuh diri. Havana sangat
menyukai kamera, sehingga dia bekerja sebagai fotografer kasus bunuh diri. Menurutnya
foto orang mati ada kehidupan di dalamnya. Sedangkan penokohan tokoh Axena
adalah gadis ayu yang tinggal dan besar di panti asuhan Kasih Ibu di Yogyakarta.Namun
sekarang dia sudah menjadi gadis muda cantik sebagai supermodel dunia.
Metode
yang digunakan oleh pengarang dalam penokohan tokoh Havana dan Axena yaitu
dengan menggunakan metode kontekstual, karena dalam menampilkan penokohan tokoh
tersebut, pengarang menyajikan bahasa atau melalui ilustrasi naskah yang ada
dalam novel. Sebenarnya ada beberapa pendapat mengenai metode penokohan. Namun
yang digunakan penelaah kali ini adalah menggunakan metode analitis, dramatis,
dan kontekstual.
Menurut Jakob Sumardjo dan Saini
KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu
melalui apa yang dibuatnya, tindakan-tindakannya,
terutama abagaimana ia bersikap dalam situasi kritis. Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat
mengetahui apakah tokoh tersebut orang. Melalui
penggambaran fisik tokoh. Melalui pikiran-pikirannya. Dan yang terakhir yaitu
melalui penerangan langsung. Tokoh dan latar memang merupakan dua unsur cerita
rekaan yang erat berhubungan dan saling mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
Nurgiantoro, B. 2002.Teori Pengkajian fiksi. Yogyakarta:
Gajah Mada university Press.
Persnawati.
2013. Analisis Novel Kembar Keempat
Berdasarkan Aspek di Tinjau dari Teks Naratif. (http://gdlhub-gdl-s1-2013-persnawati-25).
Diakses pada 15 Juni 2016.Pukul 08.14 WIB.
Sobar,
Khaerul. 2002. Perkembangan Novel di Indonesia. (http://Khaerulsobar.wordpress.com/pengetahuan
-umum /perkembangan-novel-di-Indonesia/). Diakses pada 15 Juni
2016.Pukul 07.07 WIB.
Teater08’s
Blog. 2010. Tokoh dan Penokohan. (http://teater08.wordpress.com/2010/07/28/tokoh-dan-penokohan/).
Diakses pada 15 juni 2016.Pukul 08.24 WIB.
Waluyo,
H. J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi.
Surakarta: UNS
keren banget artikel tentang Tokoh dan Penokohan, menambah wawasan banget.
ReplyDelete