Thursday, June 23, 2016

ARTIKEL ANALISIS METODE PENOKOHAN TOKOH HAVANA DAN AXENA DALAM NOVEL "KEMBAR KEEMPAT" KARYA SEKAR AYU ASMARA

  ANALISIS METODE PENOKOHAN TOKOH HAVANA DAN AXENA DALAM NOVEL “KEMBAR KEEMPAT
KARYA SEKAR AYU ASMARA
A.  PENDAHULUAN
Perjalanan novel di Indonesia dimulai semenjak era balai pustaka, yaitu sekitar tahun 1920-an. Seperti halnya puisi, prosa juga memiliki dua kategori yaitu, prosa lama dan prosa baru.Prosa lama bersifat otonom seperti dongeng, fabel, hikayat, dan sage. Sedangkan prosa baru, diukur sesuai dengan panjang pendeknya yaitu cerpen atau cerita pendek dan novel untuk cerita yang panjang. Prosa Indonesia baru atau novel muncul pada tahun 1920-an. Kemudian pada era pujangga baru muncul novelis Sultan Takdir Alisahbana dengan roman yang berjudul Layar Terkembang.Lalu menjelang tahun kemerdekaan muncul juga Armin Pane yang menulis novel dengan judul Belenggu.Pada tahun 1949 muncul novel yang berjudul Atheis karya Achdiat Karta Miharaja.Novel ini juga berhasil diterima oleh masyarakat dengan mengangkat tema keagamaan.
Kemudian pada tahun 1968 muncul novel yang berjudul Merahnya Merah karya Iwan Simatupang. Novel ini juga berhasil memikat hati masyarakat dengan gaya penceritaan yang dipersembahkan. Pada tahun 1982, muncul pula novel-novel Indonesia dan sampai sekarang terus berkembang hingga eranya Andrea Hirata dan A. Fuadi.Perkembangan novel Indonesia tentulah sangat panjang jika dijabarkan.Perkembangan novel-novel di Indonesia tak terlepas dari faktor budaya yang melekat pada saat itu.Kemudian faktor sosial juga menjadi faktor perkembangan novel di Indonesia dari era pujangga hingga saat ini.
Di era sekarang ini banyak sekali penelaah menelaah beberapa karya sastra, diantaranya yaitu menelaah novel. Pada kesempatan kali ini, saya akan menelaah sebuah novel yang berjudul Kembar Keempat karya Sekar Ayu Asmara. Saya memilih novel ini untuk saya analisis dibandingkan dengan novel yang lain karena, menurut saya di dalam novel ini terdapat suatu penokohan yang dapat dikatakan menarik untuk ditelaah.
Penokohan menurut Albertime Minderop yaitu karakterisasi yang berarti metode melukiskan watak para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi. Banyak sekali yang sudah menulis sinopsis dari novel kembar Keempat ini, namun saya menemukan bahwa penelaah yang pernah penelaah novel ini hanya satu yaitu, Nia Dyana Ika Presnawati , dalam telaahnya membicarakan tentang novel Kembar Keempat ini berdasarkan aspek yang ditinjau dari teks naratif. Hal ini berbeda dengan apa yang saya telaah dari novel Kembar keempat yaitu mengenai teknik yang digunakan oleh pengarang dalam penokohan pada tokoh Havana dan Axena.
Dalam penelaahan ini, saya lebih memilih tokoh Havana dan Axena untuk ditelaah karena menurut saya tokoh Havana dan Axena adalah dua tokoh yang merupakan saudara kembar yang sama sekali tidak pernah bertemu dan memiliki sifat yang berbeda, namun memiliki takdir akhir hidup yang sama. Berdasarkan analisis dapat diambil dua permasalahan yaitu bagaimana penokohan tokoh Havana dan Axena dalam novel Kembar Keempat serta  metode apa yang digunakan dalam penokohan tokoh Havana dan Axena. Setelah ditarik beberapa permasalahan tersebut maka dapat di lihat beberapa tujuan dari analisis tersebut, tujuannya yaitu untuk mengungkap penokohan tohoh Havana dan Axena dalam novel Kembar Keempat. Sebagaimana seperti yang telah dirumuskan pada permasalahan pertama. Tujuan selanjutnya yaitu untuk mengungkap metode yang digunakan dalam penokohan tokoh Havana dan Axena sesuai juga dengan tema yang menjadi permasalahan yang kedua.

B.  HASIL DAN PEMBAHASAN
1.    Penokohan Tohoh Havana dan Axena
Setiap cerita pasti memiliki tokoh, karena tokoh merupakan bagian penting dalam suatu cerita. Menurut Nurgiantoro (2012), penokohan adalah pelukisan  gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Tanpa adanya tokoh, suatu cerita tidak dapat tersampaikan dengan baik.Menurut Jones dalam Nurgiantoro (2005), penokohan lebih luas istilahnya daripada tokoh dan perwatakan karena penokohan mencakup siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan dan bagaimana penempatan dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada para pembaca. 
          Pada novel Kembar Keempat karya Sekar Ayu Asmara terdapat beberapa tokoh di dalamnya, diantaranya yaitu  Bhara, Bhadra dan Bhajra, mereka adalah saudara kembar. Mereka terlahir pada malam terakhir tahun 1979. Ketiganya tampan, tinggi ketiganya sama yaitu 120 cm, ketiganya tegap dan atletis, hidung mancung, hingga sulit membedakan antara mereka. Walaupun mereka kembar, namun kepribadian dan minat mereka sama sekali berbeda. Bhara penyanyi, Bhadra komposer, dan Bhajra sutradara film dokumenter. Bundanya adalah Savitri Pusponegoro, ibu mereka.Ada beberapa tokoh lainnya diantaranya Havana dan Axena. Dalam novel tersebut setiap tokoh memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Namun, menurut saya dapat dikatakan menarik adalah penokohan pada tokoh Havana dan axena.
            Selain tokoh-tokoh sentral diatas, ada beberapa tokoh pembantu yang terdapat dalam novel tersebut. Diantaranya yaitu, Ibu Threes, Mama Bella, Ceylan, Oktay, Michael, Farahzina, Savannah, Guilio, Vanessa, Siti Marlinah, Sulaeman, Yilmas, Doddy Al-Fayed, Princes Diana, Henry, Merav, Steven Levinson, Ceren, Didem, Jean Marc, Marroc, Challie Simmons, John Sebastian, Amy Harowitz, Nyoman Sumitha, Bunga, dan Pak Wiyata.
            Ibu Threes merupakan wanita terpelajar keturunan Tionghoa. Dia menyandang gelar sarjana hukum Universitas Gajauh Mada. Tubuh kurus, tinggi badan seratus enam puluh sentimeter. Usianya 50 tahun, janda tanpa anak suami meninggalkan warisan berlimpah. Rumah luas di jalan Kaliurang, didayakan sebagai rumah penampung yatim piatu yaitu tempat Axena waktu kecil. Sedangkan Mama Bella adalah wanita Belanda lajang tubuhnya gemuk, matanya biru, rambutnya merah, dan badannya bau susu dia adalah wanita yang mengadopsi Axena ketika masih berusia lima tahun.
            Ceylan adalah wanita Turki kelahiran Stanbul. Dia merupakan istri dari Raja Sitompoel yaitu ayah dan ibu angkat dari Havana. Oktay adalah teman Havana, petugas polisi yang menangani perkara bunuh diri. Michael, supir langganan Axena, supir tersebut sudah seperti supir pribadi Axena yang telah menghantarkan Axena kemanapun dia pergi. Farahzina adalah seorang model dari Iran, pemenang model kedua setelah Axena. Sedangkan Savanah juga merupakan model berambut pirang, berbadan tinggi seksi, bermata biru. Tinggal di apartemen bersama Axena dan Farahzina dia tampak tidak bersahabat dengan Axena dan Farahzina dan sering menghina mereka. Dia juga berusaha memengaruhi model-model lainnya untu membenci Axena dan Farahzina. Henry adalah pegawai The Ritz, supir yang biasa mengantar para tamu ke suatu tempat.
            Guilio dan Vanessa pasangan suami istri pemimpin perusahaan dan pemilik Platinum Model Agencry. Dia sudah seperti orang tua angkat Axena sendiri. Mereka sudah hafal dengan semua sifat axena. Mereka juga sangat perhatian sekali dengan Axena. Siti Marlinah adalah guru vokal Bhara keetika sekolah di The Jakarta Film School.Sulaiman adalah tukang racik kopi di Turki. Kopi ini adalah kopi kesukaan Havana, menurut Havana kopi ini adalah salah satu kopi yang paling nikmat di Turki. Sedangkan Yilmas adalah pelukis hebat, dan menjadi pacar Havana yang juga mengenalkan kopi turki pertama kali kepada Havana. Ceren merupakan istri Yilmas yang disembunyikanya dari Havana.
            Doddy Al-Fayed dan princess diana merupakan pasangan suami istri yang pernah berkenalan dengan Axena di pembukaan butik Pedro Rodrigues di london. Merav Lanski adalah sutradara film dari Israil dan memenangkan Global film Awards kategori Film Asing Terbaik. Merav jatuh cinta kepada Axena dan berpacaran dengan Axena. Steven Levinson merupakan komposer drama musikal terkenal yang menggelar karya terbaik bertajuk “Tha Prince of Bali” dan dia adalah idola Bhara.
Dari beberapa tokoh yang terlibat dalam novel tersebut, yang dapat dikataan menarik untuk dianalisis metode penokohannya yaitu Havana dan Axena. Havana Sitompoel perempuan berkepala botak. Ayahnya diplomat berdarah Tapanuli bernama Raja Sitompoel dan ibunya perempuan Turki bernama Ceylan. Havana merupakan anak yang berbakat sehingga ia menjadi murid The Bloomenberg Institue For Gifted Childern. Havana sangat menyukai kamera, sehingga sekarang ia bekerja sebagai fotografer kasus bunuh diri. Menurutnya foto orang mati ada kehidupan di dalamnya. Havana mempunyai seorang pacar dan ternyata pacarnya sudah mempunyai istri.
Pada awalnya Havana tidak mempermasalahkan pacarnya yang sudah berkeluarga namun setelah sang istri mendatangi Havana, dia baru mengetahui keadaan yang sebenarnya dari keluarga Yilmas, pacarnya. Akhirnya hubungan merekapun berakhir dan Havana melupakan Yilmas. Sehingga setelah beberapa waktu ketemu dengan Badra dan mereka saling tertarik satu sama lain dengan kelebihan mereka masing-masing. Setelah lama berhubungan dan tidur bersama tanpa adanya ikatan pernikahan, Havanapun hamil. Kemudia mereka sepakat untu menikah dan kembali ke Indonesia, namun takdir berkehendak lain, disaat mereka sudah siap, ada kabar bahwa Ibunda Badra sakit parah sehingga dia harus pulang. Ketika Badra mengajak Havana ikut bersama pulang, Havana tidak bisa karena diam-diam pikirannya tidak tenang dengan bayangan yang selalu mengikuti dia dan mengatakan bahwa Badra bukanlah jodohnya dan akan membawa bencana jika dia menikah dengan dia. Akhirnya setelah Badra kembali ke Indonesia Havana bunuh diri bersama dengan anak yang dikandungnya.
Sedangkan Axena adalah gadis ayu yang tinggal dan besar di panti asuhan Kasih Ibu di Yogyakarta.Menurut ibu Threes, dia dititipkan oleh orang tuanya di Panti asuhan tersebut. Namun Axena tidak peduli terhadap orang tuanya, karena hanya ibu Threes yang bisa menenangkan jiwanya ketika ia gundah dan hanya ibu Threes, ibu baginya. Ibu Threes juga lah yang membuat Axena menjadi supermodel dunia hingga sekarang ia tinggal di Manhattan dan wajahnya menjadi ikon kecantikan Diva Cosmetik.Di usia lima tahun dia di anggkat oleh ibu angkat dari Belanda, yaitu Mama Bella. Kehidupan bersama Mama Bella menoreh lembaran-lembaran pedih di dalam kehidupan Axena. Mama Bella hidup sendiri dan bekerja melakukan riset tentang peninggalan purbakala. Mama Bella mengadupsi dirinya bukan untuk melimpahkan kasih sayang, melainkan untuk membantu membersihkan rumah. Akhirnya dia di kembalikan lagi ke panti asuhan.
Setelah beberapa tahun, Ibu Threes mengikutkan axena dalam perlombaan suatu model di dunia. Tidak disangka dia terpilih menjadi model tersebut. Akhirnya dia mulai hidup enak di luar negri dan mengembangkan bakatnya. Setelah dewasa dia menemukan seorang kekasih yang cocok dengannya, dia adalah Merav, dia sudah lama berpacaran dengan Merav hingga akhirnya Merav yang sebagai orang sibuk seringb jauh dari Axena. Di suatu ketika di tempat Merav bekerja terjadi suatu pertempuran dan terjadi bencana yang besar sehingga Merav meninggal dunia.
Kematian Merav membuat Axena trauma dalam berhubungan dengan orang yang dicintainya lagi. Dia merasa takut akan ditinggal oleh seseorang yang di sayangi. Suatu ketika dia bertemu dengan Bhara yang memikat hatinya, mereka saling mencintai namun Axena masih trauma dengan cinta pertamanya. Setelah semakin lama, dia mulai merasa bahwa Bhara memang jodohnya sehingga dia menjalin hubungan dengan Bhara dan akhirnya mengandung anak Bhara sebelum menikah. Seperti Havana, Axena juga mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
2.    Metode Penokohan Tokoh Havana dan Axena
Metode penokohan dalam karya sastra adalah metode melukiskan watak para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi. Ada beberapa metode penyajian watak tokoh diantaranya adalah metode analitis, dramatik, dan kontekstual. Namun penelaah kali ini menggunakan metode yang telah disebutkan di atas. Metode analitis, langsung, atau diskursif yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung. Dalam metode ini pengarang menjelaskan secara rinci watak-watak dari tokohnya. Metode selanjutnya yaitu metode dramatik, taklangsung, atau  ragaan. Yaitu penyajian watak tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh. Metode lainnya adalah metode kontekstual. Yaitu penyajian watak tokoh melalui gaya bahasa yang dipakai pengarang. 
Menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu melalui apa yang dibuatnya, tindakan-tindakannya, terutama abagaimana ia bersikap dalam situasi kritis. Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut orang. Melalui penggambaran fisik tokoh. Melalui pikiran-pikirannya. Dan yang terakhir yaitu melalui penerangan langsung. Tokoh dan latar memang merupakan dua unsur cerita rekaan yang erat berhubungan dan saling mendukung.
Berdasarkan kerangka teori yang sudah disebutkan di atas. Pengarang dalam novel Kembar Keempat melakukan penokohan terhadap tokoh Havana sebagai seorang gadis yang suka terobsesi untuk memotret korban bunuh diri, dan  dengan menggunakanmetode kontekstual,yaitu penyajian watak tokoh melalui gaya bahasa yang dipakai pengarang. Penggunaan metode ini dapat dilihat dalam naskah novel yaitu, “Havana membidik lensa kamera ke tubuh terkulai di atas meja bedah.Sukar akal sehat mengerti, kejadian yang bisa mendorong gadis itu berbuat nekat. Sebegitu buntukah perjalanan hidup?Sebegitu pupuskah harapan . Gadis seusianya, seharusnya baru mulai mengenal kehidupan.Ibarat bunga, dia baru mulai mekar.Ibarat burung, dia baru mulai bisa terbang.Kehidupan hakiki seharusnya baru mulai, bukan berakhir”.Itulah bukti yang menyatakan bahwa metode yang digunakan pengarang dalam penokohan Havana adalah dengan menggunakan metode kontekstual.
Sedangkan penokohan tokoh Axena yaitu sebagai gadis muda yang cantik menjadi supermodel dunia. Dalam penggambaran tokoh tersebut, pengarang menggunakan metode penokohan kontektual juga sama halnya dengan metode penokohan tokoh Havana, hal ini tertera dalam suatu naskah dalam novel yaitu, “Tanpa sepengetahuany, Ibu Threes Sulastomo mendaftarkan Axena di sebuah kontes model tingkat internasional. Ajang pencarian bakat Global Models yang diselenggarakan Platinum Model Agency yang berkantor pusat di Amerika.Setiap tahun mereka mencari bibit-bibit unggul di seluruh penjuru dunia. Gadis-gadis muda untuk dipekerjakan sebagai supermodel.Si Jerapah Londo, terpilih mewakili kota Jogya. Di acara final di Jakarta, Axena pun dinobatkan sebagai juara pertam”. Dengan adanya naskah tersebut dapat di katakan bahwa pengarang dalam menggambarkan metode penokohan pada tokoh Axena yaitu dengan menggunakan metode kontekstual.

C.  SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penokohan tokoh Havana adalah seorang gadis yang suka terobsesi untuk memotret korban bunuh diri. Havana sangat menyukai kamera, sehingga dia bekerja sebagai fotografer kasus bunuh diri. Menurutnya foto orang mati ada kehidupan di dalamnya. Sedangkan penokohan tokoh Axena adalah gadis ayu yang tinggal dan besar di panti asuhan Kasih Ibu di Yogyakarta.Namun sekarang dia sudah menjadi gadis muda cantik sebagai supermodel dunia.
Metode yang digunakan oleh pengarang dalam penokohan tokoh Havana dan Axena yaitu dengan menggunakan metode kontekstual, karena dalam menampilkan penokohan tokoh tersebut, pengarang menyajikan bahasa atau melalui ilustrasi naskah yang ada dalam novel. Sebenarnya ada beberapa pendapat mengenai metode penokohan. Namun yang digunakan penelaah kali ini adalah menggunakan metode analitis, dramatis, dan kontekstual.
Menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu melalui apa yang dibuatnya, tindakan-tindakannya, terutama abagaimana ia bersikap dalam situasi kritis. Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut orang. Melalui penggambaran fisik tokoh. Melalui pikiran-pikirannya. Dan yang terakhir yaitu melalui penerangan langsung. Tokoh dan latar memang merupakan dua unsur cerita rekaan yang erat berhubungan dan saling mendukung.

DAFTAR PUSTAKA
Nurgiantoro, B. 2002.Teori Pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada university Press.
Persnawati. 2013. Analisis Novel Kembar Keempat Berdasarkan Aspek di Tinjau dari Teks Naratif. (http://gdlhub-gdl-s1-2013-persnawati-25). Diakses pada 15 Juni 2016.Pukul 08.14 WIB.
Sobar, Khaerul. 2002.  Perkembangan Novel di Indonesia. (http://Khaerulsobar.wordpress.com/pengetahuan -umum /perkembangan-novel-di-Indonesia/). Diakses pada 15 Juni 2016.Pukul 07.07 WIB.
Teater08’s Blog. 2010. Tokoh dan Penokohan. (http://teater08.wordpress.com/2010/07/28/tokoh-dan-penokohan/). Diakses pada 15 juni 2016.Pukul 08.24 WIB.
Waluyo, H. J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: UNS




1 comment: