Sunday, November 19, 2017

Analisis Medan Makna dan Komponen Makna dalam Puisi “Sujud” dan “Cintamu” Karya A. Mustofa Bisri



Analisis Medan Makna dan Komponen Makna  
dalam Puisi “Sujud” dan “Cintamu”
Karya A. Mustofa Bisri
Tugas Akhir Mata Kuliah
Semantik

wps_clip_image-6148

Oleh
Nafisatun Nurroh
121511133063
Kelas C

SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017

Analisis Medan Makna dan Komponen Makna 
dalam Puisi “Sujud” dan “Cintamu”
Karya A. Mustofa Bisri
Pendahuluan
            Karya sastra puisi merupakan satu dari sekian banyak sastra yang cukup menarik untuk dipelajari dan dianalisis. Dalam setiap puisi memiliki struktur kepuitisan yang berbeda-beda tergantung si pencipta puisi. Setiap puisi juga memiliki kandungan medan makna dan komponen makna yang berbeda-beda pula. Untuk itu perlu diketahui mengenai medan makna dan komponen makna yang terdapat dalam puisi tersebut. Medan makna yaitu seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Sedangkan komponen makna adalah makna yang dimiliki oleh setiap kata, leksem, atau butir leksikal tertentu yang terkandung di dalamnya.
            Puisis A. Mustofa Bisri yang berjudul “Sujud” dan “Cintamu” merupakan satu kesatuan dari dua puisi A. Mustofa Bisri, masing-masing puisi memiliki makna tersendiri. Setiap makna puisi tergantung pembacanya, seberapa besar kadar apresiatif pembaca, semakin besar kadar apresiatisnya semakin mendalam pula makna isi yang dipahaminya. Namun, dalam analisis kali ini tidak akan membahas mengenai isi yang dikandung dalam puisi A. Mustofa Bisri yang berjudul “Sujud” dan “Cintamu”, melainkan akan mengkaji mengenai penggunaan bahasa dalam puisi tersebut. Analisisnya yaitu dengan menganalisis medan makna serta komponen makna ynag terkandung dalam puisi A. Mustofa Bisri itu.
            Terdapat beberapa kelompok medan makna yang dapat dibuat dari setiap bahasa. Pengelompokan kata-kata tersebut berdasarkan maknanya sangat tergantung pada konsep budaya masing-masing masyarakat pemakai bahasa itu. Namun, pada analisis kali ini akan mengelompokkan medan makna berdasarkan sifat hubungan semantisnya. Berdasarkan hubungan sifat semantis, medan makna dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok medan kolokasi dan medan set.  Sedangkan komponen makna dapat dimanfaatkan untuk mencari perbedaan dari bentuk-bentuk yang bersinonim. Untuk lebih detailnya mengenai medan makna dan komponen makna akan dibahas lagi dalam pembahasan yang selanjutnya.
Landasan Teori
            Medan makna atau biasa disebut dengan medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Banyaknya unsur leksikal dalam satu medan makna antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain tidak sama besarnya, karena hal tersebut berkaitan erat dengan sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu. Di dalam buku Thesaurus of English Word and Phrases Clasified and arranged so as to Facilitate the expression of Ideas and Assist in Literacy Composition oleh Peter Mark Roget (1779-1868) terdapat 1.042 kelompok medan makna yang keseluruhannya terdiri dari 250.000 kata dan frase. Namun, dalam studi makna ini, seperti yang dilakukan Nida (1974 dan 1975), kata-kata biasanya dibagi atas empat kelompok, yaitu kelompok bendaan (entiti), kelompok kejadian atau peristiwa (event), kelompok abstrak, dan kelompok relasi. Anggota kelompok kebendaan dan peristiwa tampaknya tidak terbatas, tetapi dua kelompok terakhir bersifat terbatas.
            Kata-kata atau leksem-leksem yang mengelompok dalam satu medan makna, berdasarkan sifat hubungan semantisnya dapat dibedakan atas kelompok medan kolokasi dan medan set. Kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmatik yang terdapat antara kata-kata atau unsur-unsur leksikal. Kolokasi menunjukkan pada hubungan yang sintagmatik, karena sifatnya yang linier, maka kelompok set menunjuk pada hubungan paradigmatik, karena kata-kata yang berada dalam satu kelompok set itu saling bisa disubstitudikan. Sekelompok kata yang merupakan satu set biasanya mempunyai kelas yang sama, dan tampaknya juga merupakan satu kesatuan. Setiap kata dalam set dibatasi oleh tempatnya dalam hubungan dengan anggota-anggota lain dalam set itu.
            Sedangkan komponen makna adalah makna yang dimiliki oleh setiap kata, leksem, atau butir leksikal tertentu yang terkandung di dalam bahasa tersebut. Komponen makna dalam bukunya Abdul Chaer dapat dianalisis, dibutiri, atau disebutkan satu per satu berdasarkan “pengertian-pengertian” yang dimilikinya. Analisis komponen ini dapat dimanfaatkan untuk mencari perbedaan dari bentuk-bentuk yang bersinonim, selain itu juga dapat untuk memprediksi makna-makna gramatikal afiksasi, reduplikasi, dan komposisi dalam bahasa Indonesia.

Pembahasan
            Lirik puisi “Sujud” dan “Cintamu” karya A. Mustofa Bisri:

                        Sujud
Bagaimana kau hendak bersujud pasrah, sedang
Wajahmu yang bersih bersinar sumringah,
Keningmu yang mulia dan indah begitu pogah
Minta sajadah agar tak menyentuh tanah
Apakah kau melihatnya saat iblis menolak
Menyembah bapamu dengan congkak
Tanah hanya patut diinjak, tempat kencing dan berak,
Membuang ludah dan dahak
Atau paling jauh hanya lahan pemanjaan nafsu serakah dan tamak

Apakah kau lupa bahwa
tanah adalah bapa dari mana ibumu dilahirkan
Tanah adalah ibu yang menyusuimu dan memberi makan
Tanah adalah kawan yang memelukmu dalam kesendirian
dalam perjalanan panjang menuju keabadian

Singkirkan saja sajadah mahalmu
Ratakan keningmu
Ratakan heningmu Tanahkan wajahmu
Pasrahkan jiwamu
Biarlah rahmat agung Allah membelaimu dan
Terbanglah kekasih.

                        Cintamu
Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu
Rengkuh aku dengan sepenuh jiwamu
Datanglah aku akan berlari menyambutmu
Tapi kau terus sibuk dengan dirimu
Kalaupun datang kau hanya menciumi pintu rumahku
Tanpa meski sekedar melongokku
Kau hanya membayangkan dan menggambarkan diriku
Lalu kau rayu aku dari kejauhan
Kau merayu dan memujaku
Bukan untuk mendapatkan cintaku
Tapi sekedar memuaskan egomu
Kau memarahi mereka
Yang berusaha mendekatiku
Seolah-olah aku sudah menjadi kekasihmu


Apakah karena kau cemburu buta

Atau takut mereka lebih tulus mencintaiku
Pulanglah ke dirimu
Aku tak kemana mana

Medan Makna dalam Puisi “Sujud” dan “Cintamu”
            Medan makna merupakan seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Kata-kata atau leksem-leksem dalam setiap bahasa dapat dikelompokkan atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan kesamaan ciri semantik yang dimiliki kata-kata itu. Berdasarkan sifat hubungan semantisnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok medan kolokasi dan medan set. Kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmatik yang terdapat dalam kata-kata atau unsur-unsur leksikal itu. Makna kolokasi yaitu makna kata tertentu yang berkenaan dengan keterikatan kata tersebut dengan kata lain. atau bisa dikatakan juga dengan berada pada tempat yang sama atau setara. Seperti kita dapati kata-kata layar, perahu,, nelayan, badai ombak, dan tengelam yang merupakan kata-kata dalam satu kolokasi, satu tempat, atau lingkungan yang sama.
            Dalam puisi “Sujud” dan “Cintamu” karya A. Mustofa Bisri ditemukan medan makna kolokasi  yaitu : Sajadah, menyentuh tanah, menyembah, tanah, Ratakan kening, dalam kata-kata ini dapat kita kelompokkan menjadi kelompok medan makna kolokasi karena mereka memiliki satu kolokasi yaitu yang berhubungan dengan sujud. Kelompok medan makna kolokasi lain yang dapat ditemukan yaitu: bersinar, sumringah, pasrah, membayangkan,merupakan kata-kata dalam satu kolokasi, yaitu berkenaan dengan sebuah ekspresi pada wajah. Kata-kata lain yaitu: congkak, serakah, tamak, memuaskan ego, juga merupakan dalam satu medan makna kolokasi yaitu berkenaan dengan sifat-sifat buruk. Kencing, berak, membuang ludah, dahak, merupakan medan makna kolokasi berupa suatu kegiatan ekskresi.
            Sedangkan kelompok medan makna set yaitu hubungan paradigmatik karena dapat saling menggantikan. Kata-kata yang berada dalam satu kelompok set itu saling bisa disubstitusikan. Sekelompok kata yang merupakan satu set biasanya mempunyai kelas yang sama, dan tampaknya juga merupakan satu kesatuan. Setiap kata dalam set dibatasi oleh tempatnya dalam hubungan dengan anggota-anggota lain dalam set itu. Seperti contoh: remaja, merupakan tahap perkembangan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Sedangkan sejuk merupakan suhu di antara dingin dan hangat. Maka kalau kata-kata yang satu set dengan remaja dan sejuk dibangankan akan menjadi sebagai berikut:

Manula/lansia
Dewasa
Remaja
Kanak-kanak
Bayi
Terik
Panas
Hangat
Sejuk
dingin

            Dalam  puisi “Sujud” dan  “Cintamu” karya A. Mustofa Bisri ditemukan kelompok medan makna set yaitu:
Pogah
Serakah
Tamak
Congkak
            Dalam hal ini, kelompok kata di atas dapat dikategorikan sebagai kelompok medan makna set karena kata-kata di atas berasal dari kelas kata yang sama yaitu berupa kata sifat yang masing-masing kata tersebut juga dapat didistribusikan. Sebagai contoh yaitu:
Santi dibenci teman-temannya karena dia sangat serakah.
Santi dibenci teman-temannya karena dia sangat tamak.
            Pada kalimat diatas, kata yang bercetak miring dapat diganti dengan menggunakan kata-kata lain yang berasal dari satu kelompok medan makna set diatas, yaitu bisa diganti dengan kata pogah, serakah, tamak, maupun congkak.
Komponen Makna dalam Puisi “Sujud” dan “Cintamu”
            Setiap kata, leksem, atau butir leksikal tentu mempunyai makna. Makna yang dimiliki oleh setiap kata itu sendiri kata itu tersendiri dari sejumlah komponen, yang membentuk keseluruhan makna kata itu. Setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal. Komponen makna ini dapat dianalisis, dibutiri, atau disebutkan satu persatu, berdasarkan “pengertian-pengertian” yang dimilikinya. Seperti contoh: kata ayah memiliki komponen makna /+manusia/, /+dewasa/,/+jantan/,/+kawin/, dan /+punya anak/. Dan kata ibu memiliki komponen makna /+manusia/, /+dewasa/,/-jantan/,/+kawin/, dan /+punya anak/.  Kalau dibandingkan komponen kata ayah dan ibu akan tampak bagan sebagai berikut:
Komponen makna
Ayah
Ibu
1.      Manusia
+
+
2.      Dewasa
+
+
3.      Jantan
+
-
4.      Kawin
+
+
5.      Punya Anak
+
+
            Dalam  puisi “Sujud” dan  “Cintamu” karya A. Mustofa Bisri ditemukan komponen makna yaitu: ibu dan bapa, dapat dibuat bagan sebagai berikut.
Komponen makna
Ibu
Bapa
1.      Manusia
+
+
2.      Dewasa
+
+
3.      Menyusui
+
-
4.      Kawin
+
+
5.      Punya Anak
+
+
            Dari  tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, makna kata ibu dan bapa hanyalah beda komponen makna /menyusui/ : ibu memiliki komponen makna itu, sedangkan bapa tidak memilikinya. Selain kata tersebut tidak ditemukan komponen makna lainnya dalam puisi tersebut.
Simpulan
            Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa puisi “Sujud” dan “Cintamu” karya A. Mustofa Bisri memiliki medan makna dan komponen makna. Medan makna atau biasa disebut dengan medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Sedangkan komponen makna adalah makna yang dimiliki oleh setiap kata, leksem, atau butir leksikal tertentu yang terkandung di dalamnya.
            Dari dalam puisi tersebut ditemukan medan makna kolokasi yaitu, Sajadah, menyentuh tanah, menyembah, tanah, Ratakan kening,(berkenaan dengan sujud); congkak, serakah, tamak, memuaskan ego(berkenaan dengan sifat buruk); dan Kencing, berak, membuang ludah, dahak (kegiatan ekskresi). Ditemukan pula kelompok medan makna set yaitu: congkak, serakah, tamak (berasal dari satu kelas kata dan dapat didistribusikan). Sedangkan komponen makna ditemukan kata bapa dan ibu. Mereka berbeda hanya dalam komponen menyusui.
Daftar Pustaka
Baihaqi, dedik. 2012. Kumpulan Puisi Gus Mus. (http//:dedikbaihaqi.blogspot/2012/kumpulan-puisi-gus-mus/html). Diakses pada 02 Juli 2017. Pukul 11.02 WIB.
Chaer, Abdul. 2014. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Roget, Peter Mark. 1868.Thesaurus of English Word and Phrases Clasified and arranged so as to Facilitate the expression of Ideas and Assist in Literacy Composition. Oxford: Basil Blackwell Ltd.
Wachid, Abdul. 2010. Analisis Struktural Semiotik. Yogyakarta: Cinta Buku.



No comments:

Post a Comment